Friday, May 8, 2020

Pandangan Hidup Manusia dan Keadilan


1. Manusia dengan Keadilan

A. Pengertian Keadilan





     Menurut Aristoteles keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Sedangkan arti yang sebenarnya keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.

B. Keadilan Sosial





     Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, keadilan mempunyai arti sifat(perbuatan, perlakuan dsb) yang tidak berat sebelah (tidak memihak). Sedangkan sosial berarti segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau perkumpulan yang bertujuan kemasyarakatan (bukan dagang atau politik).
Keadilan sosial merupakan hak bagi setiap warga negara indonesia yang hidup bersama dalam negara ini. Keadilan memberikan kebenaran, ketegasan dan suatu jalan tengah dari berbagai persoalan juga tidak memihak kepada siapapun.Dan bagi yang berbuat adil merupakan orang yang bijaksana.

     Contoh keadilan sosial :

  • Adilnya seorang guru dalam memperlakukan murid - muridnya, tanpa membedakan anak siapa.
  • Adilnya orang tua dalam memperlakukan anak - anaknya tanpa membedakan, siapa yg lbh pinter.
  • Adilnya rumah sakit dalam melayani orang2 sakit, tanpa membedakan yg kaya lebih duluan dilayani.


Macam-macam Keadilan
A. Keadilan Legal atau Keadilan Moral





     Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya.Dalam suatu masyarakat yang adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya (Than man behind the gun).Pendapat Plato itu disebut keadilan moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.

     Keadilan legal, adalah jenis keadilan atas masing-masing orang dengan berdasar pada hukum yang berlaku. Keadilan moral mampu memberikan perlakuan seimbang antara hak dan kewajiban

     Contoh keadilan legal :

  • Semua pengendara wajib mentaati rambu lalu lintas
  • Seorang pemimpin perusahaan memilih si A sebagai seorang manajer keuangan karena dianggap mampu mengelola keuangan,sementara memilih si B sebagai public relation karena dianggap memiliki kecakapan dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.
  • seorang pengurus kesehatan mencampuri urusan pendidikan, atau seorang petugas pertanian mencampuri urusan petugas kehutanan. Bila itu dilakukan maka akan terjadi kekacauan.

     Contoh keadilan moral :
  Masyarakt yang merasa terbeban untuk menjaga kelestarian taman kota ketika mereka mangunjunginya.

B. Keadilan Distributif




     Keadilan distributif, yaitu perlakuan kepada seseorang sesuai dengan jasa-jasa yang sudah dilakukan. Misalnya, seorang pekerja yang dibayar sesuai dengan pekerjaan yang sudah dilakukan

     Aristoles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice is done when equals are treated equally).

     Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.Bagi Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.

     Contoh Keadilan Distributif :

  • Pemberian nilai pada Mahasiswa sesuai prestasi yang telah dicapai/diraihnya selama satu semester.
  • Seorang karyawan kantor digaji setiap bulannya sesuai apa yang telah ia kerjakan di dalam perusahaan.

C. Kejujuran




     Jujur atau kejujuran mengacu pada aspek karakter, moral dan berkonotasi atribut positif dan berbudi luhur seperti integritas, kejujuran, dan keterusterangan, termasuk keterusterangan pada perilaku, dan beriringan dengan tidak adanya kebohongan, penipuan, perselingkuhan, dll Selain itu, kejujuran berarti dapat dipercaya

     Kejujuran adalah bagian dari harga diri yang harus dijaga karena  bernilai tinggi. Kejujuran diikat dengan hati nurani manusia, dan keduanya itu merupakan anugerah dari Allah Swt. Kejujuran merupakan sifat manusia sejak awal tetapi untuk digunakan atau tidak suatu kejujuran itu kembali ke pribadi itu sendiri Dengan kejujuran ini sebagai hasilnya manusia meliki kepercayaan dan harga diri yang tinggi. Dengan kita bicara jujur manusia mendapat kepercayaan dari orang-orang disekitar serta dinilai baik dimata Tuhan

     Hal – Hal yang dapat menghilangkan kejujuran :

  • Bohong,
  • Mencuri,
  • Manipulasi,
  • Inkar janji.

     Contoh Kejujuran :

  • Berterus terang kepada orang tua ketika melakukan kesalahan
  • Mengerjakan ujian sesuai kemampuan tanpa mencontek.
  • Mematuhi rambu-rambu lalu lintas saat berkendara.


D. Kecurangan




     Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha.

     Kecurangan itu sendiri secara umum merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain.

     Kecurangan menyebabkan orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.

     Contoh Kecurangan :

  • Korupsi
  • Pelanggaran rambu-rambu lalu lintas
  • Ketidakcocokan harga di swalayan
  • Pemalsuan uang


E. Perhitungan dan Pembalasan





     Perhitungan (Hisab) menurut agama ialah perhitungan amal dan perbuatan manusia selama ia hidup, apa yang ia kerjakan mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Amal perbuatan atas perbuatannya akan di hisab atau dihitung dan dilakukan pembalasan sesuai dengan apa yang telah ia kerjakan.

     Sedangkan perhitungan (Hisab) menurut hukum ialah perhitungan terhadap apa yang telah dilakukannya. Perhitungannya tidak berdasarkan kemauan manusia namun perhitungannya sesuai dengan peraturan yang berlaku di wilayah tersebut. Dan kepadanya dikenai pembalasan berdasarkan apa yang telah dilakukan.

     Contoh perhitungan :
       Saat dihadapkan pada pilihan A atau B, maka seseorang harus benar-benar memperhitungkan kemampuannya dalam menghadapi konsekuensi dari opsi yang ia pilih. Memperhitungkan berarti menimbang resiko dan kemampuan diri menghadapi resiko tersebut.
Teliti dalam melakukan segala hal juga mencerminkan sifat Al Hasib. Mereka yang perhitungannya baik biasanya akan selalu berhati-hati dan teliti dalam segala hal yang dilakukan.
Cermat mengerjakan soal PR juga sebenarnya adalah contoh sederhana dari sifat Al Hasib.

     Contoh pembalasan :
Berlaku hukum karma apabila melakukan sesuatu yang baik maka akan mendapat perilaku yang baik, sebaliknya jika melakukan perbuatan yang buruk maka akan mendapat balasan perlakuan yang buruk juga.

F. Pemulihan Nama Baik




     Nama baik adalah tindakan mencermarkan nama baik seseorang dengan cara menyatakan sesuatu baik melaui lisan ataupun tulisan. Oleh karenanya, delik dalam pencemaran merupakan delik aduan yang hanya bisa diproses oleh pihak yang berwenang jika ada pengaduan dari korban pencemaran.

     Ada tiga macam godaan yang merusak nama baik, yaitu harta, tahta, dan wanita. Untuk memulihkan nama baik, manusia harus berubah menjadi lebih baik dan minta maaf.

     Untuk merehabilitasinya, hanya perlu dua langkah yang bisa dilakukan:

  • Identifikasi penyebab rusaknya nama baik.
  • Lakukan upaya pemulihan

     Contoh pemulihan nama baik :
Misalnya A adalah pencuri ayam, namun yang di tufuh adalah si B, setelah terbukti si B tidak bersalah maka nama baiknya akan dipulihkan

G. Pembalasan




     Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Dimana ada korban yang dirugikan atas reaksi itu, pembalasan dapat berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.

   Dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang menyatakan bahwa Tuhan akan memberikan pembalasan bagi orang-orang yang bertaqwa yaitu dengan surga. Bagi yang tidak bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan atau siksaan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan atau siksaan api neraka.

  Pembalasan disebabkan sifat dendam. Dendam merupakan sifat yang di benci oleh tuhan, dan merupakan sifat tercela, sifat ini belum akan merasa puas apabila diri kita belum membalaskan kekecewaan atau kekesalan hati kita terhadap oarang yang melakukan kejahatan kepada kita.

   Contoh pembalasan :
       Berlaku hukum karma apabila melakukan sesuatu yang baik maka akan mendapat perilaku yang baik, sebaliknya jika melakukan perbuatan yang buruk maka akan mendapat balasan perlakuan yang buruk juga.

2. Manusia dan Pandangan Hidup

A. Pandangan Hidup dan Ideologi





     Pandangan Hidup adalah pendapat atau pertimbagan yanag dijadikan pegangan, pedoman, arahan, petunjuk hidup di dunia. Pendapat atau pertimbangan itu hasil pemikiran manusia berdasarkan pengalaman sejarah menurut waktu dan tempat hidupnya. Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.

     Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.

     Contoh Pandangan hidup : saling toleransi, saling menghargai dan tolong menolong

     Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut. Kita hidup di negara indonesia yang memiliki sebuah ideologi yaitu Pancasila, pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi karena pancasila mempunyai pandangan hidup bangsa indonesia menuju ke demokrasi.

     Ideologi secara umum juga dapat diartikan sebagai sekumpulan peraturan baik berupa ide maupun gagasan dan kepercayaan yang digunakan untuk mengatur kehidupan di bidang tertentu. Bersifat mengikat dan tersistematis.

     Contoh ideologi dalam kehidupan sehari-hari :

  • Berperilaku hidup sederhana
  • Menjaga kerukunan dalam keluarga
  • Selalu tekun dalam beribadah
  • Dapat bertenggang rasa pada kesusahaan anggota keluarga yang lain
  • Selalu menjunjung tinggi musyawarah mufakat dalam menyelesaikan persoalan keluarga


B. Cita-cita




     Cita-cita adalah suatu impian dan harapan seseorang, cita-cita merupakan sebuah mimpi,mimpi, kunci yang akan menentukan mau jadi apa kita nanti di masa depan. Cita-cita adalah keinginan, harapan dan tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Itu semua merupakan yang harus diperoleh seseorang pada masa mendatang. Apabila cita-cita itu tidak bisa terpenuhi, maka cita-cita itu sendiri di sebut dengan angan-angan.

     Faktor yang mempengaruhi cita-cita :

  • Latihan dan lingkungan sejak kecil
  • Ambisi Orangtua
  • Tokoh Idola
  • Persaingan dengan orang lain
  • Tradisi, norma, adat dan kebiasaan yang berlaku
  • Minat dan nilai-nilai yang dianut

    Contoh cita-cita :
        Misalnya si A memiliki keinginan menjadi seorang dokter, dengan itu dalam pandangan hidupnya ia selalu rajin belajar dan membaca untuk mencapai cita-citanya tersebut.

C. Kebajikan





     Kebajikan adalah perilaku atau kualitas yang memenuhi kebaikan moral sebagai pondasi prinsip dan moral kebaikan. Kebajikan personal adalah karakteristik yang bernilai karena mempromosikan kebesaran kolektif dan individual.

     Kebajikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakekatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma agama dan etika. Manusia berbuat baik karena menurut kodratnya manusia merupakan makhluk yang bermoral dan beretika. Atas dorongan suara hatinya cenderung manusia untuk berbuat kebaikan.

     Manusia merupakan makhluk sosial yang artinya : manusia yang hidup bermasyarakat, manusia yang saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, manusia saling tolong menolong dan saling menghargai sesama umat manusia. Sebaliknya pula manusia saling mencurigai, saling membenci, saling merugikan, dan sebagainya.

     Contoh kebajikan dalam kehidupan sehari-hari :

  • Membantu teman yang sedang kesusahan
  • Memberi kepada fakir miskin
  • Membantu pekerjaan orang tua


D. Usaha atau Perjuangan




     Kerja keras adalah tindakan atau usaha yang dilakukan secara bersungguh-sungguh untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang sudah ditetapkan di awal. Kerja keras dapat dilakukan dengan otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan jasmani/tenaganya daripada otaknya.

     Kerja keras pada dasarnya menghargai dan menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak boleh bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.

     Contoh kerja keras dan usaha :
         Si A adalah seorang siswa dari SMA Harapan, ia ingin melanjutkan kuliah di salah satu Perguruan Tinggi Negeri yang ada di Jawa. Untuk mewujudkan keinginannya dibutuh kan usaha dan kerja keras dalam belajar dan berdoa.

E. Keyakinan atau Kepercayaan





     Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan. Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan keyakinan menerima dengan akal.

     Keyakinan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran. Karena keyakinan merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang tidak selalu benar atau, keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran.

     Contoh keyakinan :
Pada suatu masa, manusia pernah meyakini bahwa bumi merupakan pusat tata surya, belakangan disadari bahwa keyakinan itu keliru.

     Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang

     Contoh kepercayaan :
           Kebebasan rakyat Indonesia untuk memeluk agama yang mereka yakini dan yang mereka Imani

F. Langkah-langkah Berpandangan Hidup yang Baik



Gambar terkait


     Setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.

     Akan tetapi yang terpenting, kita seharusnya mempunyai langkah-langkah berpandangan hidup ini. Karena hanya dengan mempunyai langkah-langkah itulah kita dapat memperlakukan pandangan hidup sebagai sarana mencapai tujuan dan cita-cita dengan baik. Adapun langkah-langkah itu sebagai berikut :

1. Mengenal
       Mengenal merupakan suatu kodrat bagi manusia yaitu merupakan tahap pertama dari setiap aktivitas hidupnya yang dalam jal ini mengenal apa itu pandangan hidup. Tentunya kita yakin dan sadar bahwa setiap manusia itu pasti mempunyai pandangan hidup, maka kita dapat memastikan bahwa pandangan hidup itu ada sejak manusia itu ada, dan bahkan hidup itu ada sebelum manusia itu belum turun ke dunia.

2. Mengerti
       Mengerti disini dimaksudkan mengerti terhadap pandangan hidup itu sendiri. Bila dalam bemegara kita berpandangan pada Pancasila, maka dalam berpandangan hidup pada Pancasila kita hendaknya mengerti apa Pancasila dan bagaimana mengatur kehidupan bemegara. Begitu juga bagai yang berpandangan hidup pada agama Islam. Hendaknya kita mengerti apa itu Al-Qur’an, Hadist dan ijmak itu dan bagaimana ketiganya itu mengatur kehidupan baik di dunia maupun di akherat.

3. Menghayati
       Menghayati disini dapat diibaratkan menghayati nilai-nilai yang terkandung didalamnya, yaitu dengan memperluas dan mernperdalam pengetahuan mengenai pandangan hidup itu sendiri. Langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam rangka menghayati ini, menganalisa hal-hal yang berhubungan dengan pandangan hidup, bertanya kepada orang yang dianggap lebih tahu dan lebih berpengalaman mengenai isi pandangan hidup itu atau mengenai pandangan hidup itu sendiri. Jadi dengan menghayati pandangan hidup kita akan memperoleh mengenai kebenaran tentang pandangan hidup itu sendiri.

4. Meyakini
       Hendaknya kita meyakini pandangan hidup yang telah kita hayati itu. Meyakini ini merupakan suatu hal untuk cenderung memperoleh suatu kepastian sehingga dapat mencapai suatu tujuan hidupnya

5. Mengabdi
       Pengabdian merupakan sesuatu hal yang penting dalam menghayati dan meyakini sesuatu yang telah dibenarkan dan diterima baik oleh dirinya lebih-lebih oleh orang lain. Dengan mengabdi maka kita akan merasakan manfaalnya. Sedangkan perwujudan manfaat mengabdi ini dapat dirasakan oleh pribadi kita sendiri. Dan manfaat itu sendiri bisa terwujud di masa masih hidup dan atau sesudah meninggal yaitu di alam akherat.

6. Mengamankan
       Sudah merupakan sifat manusia bahwa bila sudah mengabdikan diri pada suatu pandangan hidup lalu ada orang lain yang mengganggu dan atau mayalahkannya tentu dia tidak menerima dan bahkan cendemng untuk mengadakan perlawanan. Hal ini karena kemungkinan merasakan bahwa dalam berpandangan hidup itu dia telah mengikuti langkah-langkah sebelumnya dan langkah-langkah yang ditempuhnya itu telah dibuktikan kebenarannya sehingga akibatnya bila ada orang lain yang mengganggunya maka dia pasti akan mengadakan suatu respon entah respon itu berwujud tindakan atau lainnya.